Selasa, 16 Mei 2017

UH 2 kelas XI semester 2 tahun 201/2017 April 17



  UH 2 kelas XI semester 2 tahun 201/2017 SK 11 KD 11.1,2
Jawablah pertanyaan berikut secara jelas!
1.    Bacalah kutipan tajuk rencana berikut.
Muktamar Satu Abad sebagai jembatan emas tergambar dari tema yang diusung, yakni Gerak Melintasi Zaman, Dakwah dan Tajdid Menuju Peradaban Utama. Sebagaimana dikandung dalam kerangka acuan Muktamar. Bahwa kalimat “Gerak Melintasi Zaman” mengandung dua makna. Pertama melewati, menjalani, menapaki, dan menghadapi masa atau keadaan sejak kelahirannya hingga usia ke-100 tahun. Kedua menyeberangi atau melintas-batas yakni memasuki fase baru setelah usianya satu abad ke peralihan abad selanjutnya. Adapun kalimat “Dakwah dan Tajdid Menuju Peradaban Utama” mengandung pengertian bahwa dalam melintasi zaman selama satu abad maupun untuk masa selanjutnya Muhammadiyah senantiasa hadir sebagai gerakan Islam yang senantiasa istiqamah mengemban misi dakwah dan tajdid untuk mewujudkan peradaban yang utama. Sedangkan makna yang terkandung dari substansi “Peradaban Utama” yakni peradaban Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Peradaban utama tersebut merupakan suatu peradaban khaira ummah (umat terbaik, umat pilihan) sebagai manifestasi objektif atau objektivasi dari kehidupan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang tumbuh dan berkembang di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peradaban utama yang lahir dari gerakan dakwah dan tajdid Muhammadiyah di bumi Indonesia tersebut pada perkembangan yang lebih luas dapat menyinari kehidupan umat manusia secara universal, sebagai matarantai dari misi kerisalahan atau gerakan Islam yang dibawa dan disebarluaskan Muhammadiyah untuk mewujudkan Islam sebagai agama rahmatan lil-‘alamin di muka bumi.  Muktamar ke-46 yang diselenggarakan tanggal 3 s/d 8 Juli 2010 bertepatan 20 s/d 25 Rajab 1431 H di Yogyakarta itu bersamaan dengan Muktamar Aisyiyah dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
a.    Ungkapkanlah isi pokok isi tajuk rencana di atas.
b.    Temukan satu kalimat  fakta dan satu opini.
2.    Bagaimanakah pola penulisan sebuah  tajuk di atas? (fakta ke opini atau sebaliknya) berilah penjelasan!
3.    Siapakah yang mempunyai kepentingan dengan tajuk di atas ?
4.    Mengapa editorial/tajuk umumnya sangat penting untuk dibaca?
5.    Ringkaslah isi pokok paragraf  di bawah ini adalah…
Penentuan waktu belajar memegang peranan yang sangat sentral. Sebaiknya, waktu belajar ini disusun dalam bentuk daily activity. Penempatan waktu belajar dalam kegiatan sehari-hari juga harus mempertimbangkan kondisi lingkungan dan kondisi fisik dan fisiologis. Kondisi lingkungan (baik rumah maupun sekolah) harus menjadi pertimbangan. Kondisi fisik dan fisiologis juga harus menjadi prioritas. Biasanya, dimalam hari, kondisi tubuh kita terasa capek, penat karena aktivitas keseharian, sehingga tidak mendukung belajar yang efektif. Kami menyarankan belajar di pagi hari (kalau bisa, biasakan bangun lebih awal). Kalau bisa, waktu malam, tidurlah lebih cepat, untuk menyegarkan kondisi tubuh kembali, sehingga bisa bangun lebih awal. Belajar dipagi hari lebih menguntungkan, dimana otak dalam kondisi fresh kembali, juga kondisi lingkungan biasanya tidak terlalu mengganggu (tenang).
BELAJARLAH SAAT KONDISI BUGAR/PAGI HARI HASILNYA DUA KALI LIPAT DIBANDING BELAJAR PADA MALAM HARI

SOAL KELAS X UH2 APRIL 2017 SEMESTER 2



1. Buatlah pembukaan teks pidato wisuda purna siswa dari wakil siswa kelas XII.  Waktu 1,5’
2. Buatlah penutup teks pidato wisuda purna siswa dari wakil siswa kelas XII. Waktu  1,5’
16.1
3.  Buatlah cerpen (sketsa=lebih singkat dari cerpen) berdasarkan pengalamanmu sendiri sewaktu Anda duduk di bangku sma. Isi  250 kata/satu halaman buku besar rapi, rapat, normal.
Syarat cerpen
1.  Penokohan
2.  Peristiwa
3.  Latar
4.  Dialog
5.  EYD
6.  Minimal satu halaman tulis rapi dan rapat.
4. Buatlat cerpen berdasarkan pengalaman ini. Syarat seperti nomor 3.
(Pengalaman Huda)
Liburan sekolah aku (Huda) pergi ke kebun binatang Gembira Loka. Disana aku, bapak, ibu, dan adik sangat senang. Ketika berada di area kandang monyet aku sangat terkejut dan berteriak teriak. Aku harus berjuang mempertahankan bekalku yang ditarik monyet.

Rabu, 03 Mei 2017

tugas B Sastra Melayu



Tugas B
Hikayat Si Miskin
Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.
Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.
Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi menangisnya. Maka berkatalah si Miskin, “Diamlah. Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. Jikalau dapat, Kakanda berikan kepada tuan.”
Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makanan-makanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam. Setelah diperolehnya setangkai mangga, pulanglah ia segera. Isterinya menyambut dengan tertawa-tawa dan terus dimakannya mangga itu.
Setelah genap bulannya kandungan itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh kasih sayang.
Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma.
Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera Dewa di negeri Antah Berantah.
Ketika Maharaja Indera Angkasa akan mengetahui pertunangan putra-putrinya, dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah Berantah.
Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli nujum itu dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya.
Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.
Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah terbakar.
Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk dimakan. Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemui oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.
Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang. Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari dari tempat raksasa dengan menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut, yang seterusnya ditelan oleh ikan nun yang membuntuti kapal itu menuju ke Palinggam Cahaya. Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang kemudian terus membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela.
Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang kehidupannya berjual bunga. Marakarmah selalu menolak menggubah bunga. Alasannya, gubahan bunga Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang menjadi sebab dapat bertemu kembali antara suami-isteri itu.
Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja Mangindera Sari menemukan seorang puteri di bawah pohon beringin yang sedang menangkap burung, tahulah Marakarmah bahwa puteri tersebut adiknya sendiri, maka ditemuinyalah. Nahkoda kapal yang jahat itu dibunuhnya.
Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.
Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani).
Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.

kd 15_1 dan 15_2
1.   Tulis Ceritakan kembali hikayat dengan bahasamu sendiri.
2.    Ungkaplah karakteristik hikayat itu.
UNSUR  INSTRINSIK :
  1. Tema        :
  2. Alur          :
Tahapan Alur:
  1. Pengenalan :
  1. Muncul Konflik :
  1. Ketegangan :
  1. Penyelesaian :
3.    Penokohan        :        
 a. Protagonis        :
b. Antagonis        :
c. Tritagonis        :
4.  Perwatakan         :
a.    Maharaja Indera Angkasa (Si Miskin) : 
b.    Tuan Putri Ratna Dewi : 
c.    Maharaja Indera Dewa (raja Antah Berantah) : 
d.    Nila Kesuma : 
e.    Marakarmah : 
f.     Cahaya Chairani : 
g.    Nenek Kebayan : 
h.    Nahkoda kapal : 
5. Setting/ Latar :
a.    Setting Tempat :
b. Setting Suasana :
c. Setting Waktu :
6. Sudut Pandang Pengarang :
7. Gaya Bahasa : 
8. Amanat :
NILAI-NILAI DALAM HIKAYAT SI MISKIN
  1. Nilai Moral
  1. Nilai Budaya
  1. Nilai Sosial
  1. Nilai Relligius
  1. Nilai Pendidikan